• Stres berat berkepanjangan — tekanan kerja, masalah keluarga, atau konflik hubungan.
• Gangguan kecemasan — orang dengan riwayat anxiety lebih rentan mengalaminya.
• Perubahan hormon dan kimia otak — dapat memengaruhi kestabilan emosi.
• Trauma masa lalu — pengalaman buruk yang belum teratasi bisa memicu serangan.
• Kondisi medis tertentu — seperti gangguan tiroid, jantung, atau efek obat-obatan tertentu.

Jika Anda mengalami beberapa hal berikut, waspadai kemungkinan panic attack:

1. Jantung berdebar kencang — terasa seperti mau melompat keluar dari dada.
2. Sesak napas — dada terasa tertekan dan napas menjadi pendek-pendek.
3. Keringat dingin berlebihan — meski tidak sedang panas atau beraktivitas fisik.
4. Tangan atau kaki gemetar — sulit dikendalikan, seperti tubuh kehilangan kekuatan.
5. Pusing atau terasa melayang — seperti akan pingsan kapan saja.
6. Rasa takut akan mati atau kehilangan kontrol — pikiran dipenuhi skenario terburuk.

Bahaya Panic Attack Jika Dibiarkan

1. Gangguan mental kronis — dapat berkembang menjadi gangguan kecemasan menyeluruh (GAD) atau depresi.
2. Kualitas hidup menurun drastis — takut bepergian, sulit bekerja, hingga menarik diri dari lingkungan sosial.
3. Risiko kesehatan fisik — stres berlebihan bisa memicu masalah jantung, hipertensi, dan gangguan pencernaan.
4. Serangan lebih sering & lebih berat — semakin sulit dikendalikan jika tidak ditangani sejak awal.

Jangan beri ruang pada penyakit untuk berkembang diam-diam di dalam tubuh Anda.